Peternakan merupakan salah satu
bidang pertanian yang mempunyai peranan sangat besar dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam sektor pertanian. Bila dikelola dengan baik hal
ini akan menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan bagi masyarakat.
Pertanian dan perternakan merupakan dua bidang yang berbeda tapi sangat terkaitverat
hubunganya. Baru-baru ini peternakn modern telah masuk ke wilayah desa-desa
diantaranya adalah desa Paseh melalui gapoktan. Adalah Bpk. Suaratin 28 th
yang tinggal di RT07/02 Desa Paseh Banjarmangu dan Ibu Sukapti Handayani seorang ibu rumah tangga yang
beralamat di Desa Paseh RT 05/ RW 03. Beliau adalah salah satu warga yang telah
mengembangkan teknologi pertanian ini. Teknologi pertanian ini memang sangat
mudah dilakukan oleh semua orang baik laki-laki atau perempuan. Metode ini
adalah peternakan yang mengacu kepada system pertanian organik tanpa bahan
kimia.
Selain hasil dari peternakanya, budidaya
ini juga menghasilkan nilai ekonomis lain berupa air kencing domba dan kotoran
domba yang kemudian di proses kembali menjadi berbagai macam bahan baik untuk
pertanian seperti pupuk, pestisida maupun untuk peternakan seperti pakan ternak
dan nutrisi untuk peternakan.
Pertanian tanpa pupuk kandang,
maka hasil pertaniannya tidak maksimal. Maka para petani di desa Paseh memanfaatkan
hasil limbah ternak (pupuk kandang) yang bisa digunakan sebagai pupuk untuk
memupuk tanaman.
Pada sisi lain Pemerintah Indonesia sudah mematok bahwa
sampai dengan tahun 2014 pertanian kita harus sudah organik. Sejalan dengan
itu, usaha penggemukan domba dengan teknologi ini dan melalaui penelitian akan
menghasilkan daging domba organik yang tentu saja menyehatkan.
Secara ringkas model penggemukan domba dengan teknologi ini
memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1. Tidak
perlu merumput tiap hari karena bahan pakan diolah dengan Teknologi fermentasi
dan dapat disimpan sesuai kebutuhan.
2. Tidak
menimbulkan bau/amoniak, karena limbah secara alami di proses oleh
mikroorganisme yang ada di bahan pakan.
3. Menghasilkan
limbah yang berkualtas, bisa dimanfaatkan untuk pupuk tamanan, pakan unggas
(ayam, bebek, ikan dll).
4. Tidak
memerlukan tempat yang luas, karena untuk 10 ekor cukup hanya dengan kandang
ukuran 1.5 x 3 meter.
5. Bahan
pakan mudah didapat, karena pakan dibuat dari berbagai campuran yang ada di
lingkungan kita seperti gedebog pisang, rumput, ketela dll.
6. Proses
Fermentasinya singkat hanya 24 jam sudah siap / jadi.
7. Waktu
pemeliharaan cukup singkat, hanya 3 bulan, dan pangsa pasar masih terbuka
lebar.
ANALISA PENGGEMUKAN DOMBA 20 EKOR DALAM WAKTU 3 BULAN
DENGAN TMM (Teknologi Mikroorganisme Metriks)
1. Biaya investasi
(Tetap) Penyusutan 5%
a)
Bangunan Kandang Rp.
5.000.000,-
b)
Bak / tempat Fermentasi Rp. 1.500.000,-
c)
Biaya alat- alat lain2 Rp.
500.000,-
Jumlah Biaya
Investasi Rp. 7.000.000,-- Penyusutan Rp. 350.000,- Rp 6.650.000,-
2. Biaya produksi
(variable)
a)
Pembelian bibit domba 20 ekor @ 18 kg x
Rp.612.000 x 20 Rp.12.240.000,-
b)
Tenaga kerja
1 orang @ Rp.750.000 x 3 bulan Rp. 2.250.000,-
c)
Pakan
Rp.30.000,-/bulan /ekor x 3 bulan
x 20 ekor Rp 1.800.000,-
d)
Lain-lain Rp.250.000,- x 3 bulan Rp. 750.000,-
Jumlah biaya
produksi Rp.17.040.000,-
3. Pendapatan (Asumsi
pertambahan bobot 23 kg selama 3 bulan)
a)
Penjualan 41 kg /ekor x Rp.31.000,- = Rp.1.271.000,-
x 20 ekor Rp.25.420.000,-
b)
Hasil kotoran 18 kg/bulan /ekor x 20 ekor x 3 bulan x Rp.500,-/kg Rp
540.000,-
c)
Limbah kecing 6 lt/ bulan /ekor x 20 ekor x 3
bulan x Rp.500,-/lt Rp. 180.000,-
Total Pendapatan
Rp.26.140.000,-
4. Keuntungan :
Pendapatan –
Biaya Produksi :
=
Rp.26.140.000,- - Rp.17.040.000,- =
Rp. 9.100.000,- / 3 bulan atau :
= Rp. 7.860.000,- : 3 bulan =
Rp. 3.033.333,-/ bulan atau :
= Rp. 7.860.000,- : 20 ekor =
Rp. 455.000,-/ ekor
5. Analisa Usaha :
a. Laba
Usaha = Pendapatan –
(Biaya Produksi + Biaya Investasi )
= Rp.26.140.000,- - (Rp.17.040.000,+ Rp.6.650,000,-)
= Rp.26.140.000,- ( - )
Rp.23.690.000,-
= Rp.2.450.000,-
b. Analisa
Kelayakan Usaha (B/C Ratio)
B/C Ratio = Pendapatan / Biaya
=Rp.26.140.000 / Rp.23.690.000,-
= Rp.1.103,-
Yang artinya
bahwa setiap peningkatan biaya sebesar Rp.100,-akan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp. 1.103,-
c. Analisis
BEP (Break Even Point)
BEP Harga Produk = Pendapatan / total pertambahan
berat/jumlah domba
= Rp.26.140.000 : 460 kg
: 20 ekor
= Rp.65,826 kg : 20 ekor
= Rp.2.841,- kg/ekor
Artinya bahwa titik impas akan tercapai apabila domba dijual dengan
harga Rp.2.841,-/kg bobot hidup
d. Analisa
Efisiensi Penggunaan Modal (Return Of Invesment / ROI)
ROI = Laba / Total biaya x
100 %
= Rp.2.450.000,-:
Rp.23.690.000,- x 100 %
= Rp.10.34 % / tiga bulan
Artinya bahwa usaha ini menghasilkan pendapatan setara dengan bunga
Bank 10.34% per tiga bulan, atau 3.45% per bulan
Prosentase Pemberian Pakan 10% dari berat badan
Prosentase Pembuatan pakan untuk 100 kg :
35 % Debog Pisang = 35 kg
25 % Ampas Tahu = 25 kg
15 % PMT / rumput = 15 kg
15 % Gaber / Ketela = 15 kg
8
% Bekatul = 8 kg
1 % Tetes tebu/ gula pasir =
1 kg
1 % Mineral / garam iodium =
1 kg
Kemudian dicampurkan dengan
Suplemen Organik Cair ( SOC )
1 komentar:
yang bener aja bos masa dalam 3 bulan bobot bisa tambah 23 kilo???????mimpi kali ya???????
Posting Komentar