Penyakit gall rust (karat tumor, karat paru) merupakan salah satu penyakit berbahaya bagi tanaman albasia (paraserianthes falcataria). Adanya epidemi penyakit ini di Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu penghasil kayu albasia di Indonesia merupakan ancaman penurunan jumlah produksi pabrik kayu secara besar pada tahun mendatang. Desa Paseh sebagai salah satu penyuplai kayu albasia perlu berperan dalam menanggulangi hal tersebut dan mencarai strategi penyelamatan agar tahun kedepan Desa Paseh masih mampu menghasilkan dan menyuplai kayu albasia sekaligus membantu petani agar tidak merugi. Berikut adalah tips dalam mengendalikan karat tumor pada tanaman albasia.
DI TINGKAT PERSEMAIAN
1.
Biji albasia yang akan ditanam harus diketahui
dengan jelas asal-usulnya, dipastikan dari pohon penghasil biji yang sehat,
karena jamur dapat terbawa pada biji yang telah terinfeksi di tempat asalnya.
2.
Seleksi biji yang sehat dan memiliki kenampakan
baik perlu dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit karat tumor
pada semai. Penyemprotan dengan fungisida protektan pada biji harus dilakukan
tiap 6 hari sekali (di dalam sel inang jamur karat akan memproduksi spora baru
tiap 7 hari setelah infeksi ), sampai semai akan siap ditanam di lapangan.
3.
Semai yang menunjukan gejala harus diseleksi dan
di singkirkan dari persemaian,dikumpulkan dalam lubang dan di timbun dalam
tanah.
4.
Untuk menghindari resiko besar kerusakan oleh
semai jamur karat, persemaian hendaknya dibuat di dataran rendah, terutama di
bawah 300 m dpl dan tempat terbuka.
5.
Semai yang kuat pada umumnya akan memiliki
ketahanan yang lebih tinggi terhadap
serangan jamur karat tumor. Dengan demikian, standar pembuatan semai yang
berkualitas dan bagus perlu ditarapakan.
6.
Semai yang sehat dan kuat merupakan salah satu
kunci utama penunjang keberhasilan pertumbuhan tanaman albsia yang baik,
pengawasan kesehatan semai yang harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan terdidik.
7.
Penggunan benih albsia yang telah diketahui
tahan atau relative tahan terhadap penyakit karat tumor sangat dianjurkan.
8.
Mengingat gejala awal penyebab penyakit karat
tumor di persemaian kadang tidak jelas dan secara sepintas hampir sama dengan
tanaman sehat, maka tenaga yang terlibat dengan pembuatan semai perlu mendapatkan
pelatihan khusus untuk mengenali gejala penyakit karat dan tumor tersebut.
9.
Sisa semai albasia yang tidak lagi digunakan di
persemaian, sebaikanya dibuang dan di timbun di dalam tanah agar tidak menjadi
inang bagi jamur karat dan sumber inomulum yang membahayakan bagi semai yang
akan di usahakan pada berikutnya.
10.
Perlindungan semai sejak mulai diletakan di
persamaian dengan penyemprotan menggunakan fungisida kontak yang kombinsai
dengan fungisida sistematik yang sesuai sangat dianjurkan untuk mengurangi
resiko infeksi dan terjadinya karat tumor.
PADA TANAMAN MUDA
SEBELUM UMUR 1 TAHUN
1.
Tanaman muda yang telah menunjukan gejala karat
tumor pada tingkat awal dan masih berpotensi untuk tumbuh denganbaik perlu
segera dirawat. Penyemprotan dengan fungisida tyang sesuia terutama saat cuaca
mendung namun tidak hujan, sdangst dianjurkan. Penyemprotan dapat dilakukan
satu minggu sekali selama satu bulan. Setelah itu, intensitas penyemprotan dijarangkan
menjadi dua minggu sekali selama dua bulan.
2.
Pemupukan dengan pupuk NPK perlu dilakukan untuk
meningkatkan kekokohan tanaman. Namun proporsi unsur N (nitrogen) sebaiknya diturunkan,
sedangkan proporsi unsur K (kalium) ditingkatkan, karena jamur karat merupakan
parasit obligat, maka perkembangannya jamur akan intensif pada tanaman yang
tumbuh subur. Pupuk N yang tinggi menyebabkan tanaman tumbuh cepat, sehingga
lebih rentan terhadap serangan jamur karat. Sedangkan pupuk K, dapat berfungsi
untuk meningkatkan kekerasan dan kerapatan sel-sel tanaman sehingga relatif
akan lebih toleran terhadap infeksi oleh jamur karat.
3.
Tanaman muda yang menunjukan gejala karat tumor
lanjut dan batangnya memiliki kenampakan yang tidak baik serta tidak
prospektif, perlu segera dicabut, disingkirkan dari lapangan, dimasukan dalam lubang
dan di timbun dalam tanah.
4.
Dilapangan, pembakaran tumor yang masih berwarna
coklat segar dan spora yang masih aktif di permukanaanya, sangat tidak
dibenarkan karena justru dapat menyebarkan spora aktif tersebut ke sekitaranya.
Namun, pembakaran tanaman albasia yang telah kering dengan tumor berwarna hitam
dan telah dikumpulkan ke dalam lubang tanah, dapat dibenarkan.
5.
Secara umum pembakaran tanaman, bagian tanaman,
ataupun tumor pada saat masih berada pada tanaman dilapangan, tanpa
mengumpulkan terlebih dahulu kedalam lubang tanah, tidak dibenarakan. Adanya
sedikit angain yang dipicu oleh api, sangat berperan dalam menyebarkan spora
jamur karat, disamping juga dapat membahyakan tanaman disekitarnya.
6.
Penanaman alabsia baru hendaknya dilakukuan di
lokasi dibawah 300 m dpl menggunakan bibit yang kuat, dilokasi yang tidak
lembab dan terbuka. Pada hari pertama semai dipindahkan dilapangan, perlu
dilakukan penyemprotan dengan fungisida protektan. Penyermprotan dilakukan 5-6
hari sekali selama 1 bulan, dilanjutkan 2 minggu sekali selama 1 bulan sekali
selama 6 bulan. Bagian yang disemprot diutamakan pada bagian pucuk yang
jaringanya masih muda dan mudah terinfeksi oleh jamur karat penyebab
penyakit karat tumor.
7.
Monitoring secara intensif pada tanaman muda
untuk segera menghilangkan inokulum jamur di lapangan agar tidak menyebar dan
berkembang, perlu dilakukan secara serius. Petugas monitoring ataupun petani,
perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk mengenali dan menghilangkan inokulum
di lapangan, agar hasilnya dapat optimal.
PADA TANAMAN TUA
1.
Penjarangan tanaman perlu dilakukan antara lain
untuk meningkatakan jumlah sinar matahari yang masuk dan mengurangi kelembaban,
sehingga mengurangi resiko serangan karat tumor. Penjarangan diprioritaskan
untuk mengeluarkan tanaman yang pertumbuhanya kurang baik, tertekan atau telah
menunjukan gejala karat tumor pada tingkat lanjut.
2.
Pemangkasan cabang (pruning) untuk menghilangkan
karat tumor hanya efektif dilakukan apabila gejala terletak pada cabang atau
ranting. Teknik pemotongan bagian tanaman yang terkena serangan jamur karat
tumor harus dilakukan secara tepat. Teknik yang tidak tepat, seperti misalnya
hanya mengupas tumor dari cabang atau batang tanaman saja, justru akan
menimbulkan infeksi yang berulang dan memperparah tingkat serangan berikutnya.
3.
Tumor pada tanaman dewasa umumnya berada pada cabang, ranting dan
batang. Apabila letak tumor masih rendah dan mampu dijangkau oleh galah, maka pemangkasan
cabnag dengan alat bantu ini dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah tumor di
lapangan. Kegiatan disarankan hanya dilakukan pada pohon yang masih prospektif
pertumbuhanya. Sedangkan pada pohon yang pertumbuhanya jelek dan tidak memiliki
nilai ekonomis lagi, penebnagn sangan dianjaurkan.
4.
Tumor pada bagian batang tanaman dewasa, terutama
pada bagian atas, dapat menyebabkan batang tanaman mudah patah, terutama
apabila terjadi hujan lebat dengan angin kencang. Dengan demikian, tanaman
dewasa yang batangnya ditumbuhi dengan tumor yang intensif sebaiknya ditebnag.
Kemungkinan besar telah laku dijual. Adapun bagian yang mengandung tumor
dipotong dan ditimbun dalam tanah.
5.
Tanaman dewasa di lapangan yang telah menunjukan
gejala lanjut, sehingga seluruh tanaman kering dan menghitam, harus segera
ditebang dan dimusnahkan. Tanaman seperti ini selain secara estetika tidak baik
untuk pemandangan juga mungkin berpotensi mengundang hama atau penyakit sekuder
lain yang memanfaatkan tanaman yang telah mati tersebut. Pembakaran tanaman
yang telah kering dan menghitam sangat dianjurkan, karena tanaman ini sudah
tidak mengandung spora aktif. Dengan demikian, penyebaran spora yang tidak
aktif relative tidak membahayakan lingkungan dan tanaman di sekitarnya.
Sumber : Dinas Kehutanan Dan
Perkebunan Kabupaten Banjarnegara
0 komentar:
Posting Komentar