Sejak tahun 1995 warga Desa Paseh mempunyai berbagai produk kerajinan kayu. Diantaranya yaitu kerajinan Ceramik Water Dispencer Pad, Water Dispencer Pad, Magicjar Pad, Telepon Table, Iron Table, Capstok dan sebagainya. Paseh merupakan salah satu desa penghasil kerajinan kayu ternama di kabupaten Banjarnegara, hampir semua masyarakat desa bisa bekerja sebagai pengrajin. Adanya usaha kerajinan kaki guci ini dipelopori oleh bapak Soemekto putra asli Paseh yang sudah lama menetap di Jakarta dan kini kembali ke Banjarnegara. Hasil dari kerajinan kaki guci dipasarkan diseluruh pulau jawa diantaranya; Jakarta, Solo, Jogjakarta, Surabaya, Medan, samarinda dan masih banyak lagi kota-kota lain di Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
Dengan adanya usaha ini perekonomian
masyarakat Paseh menjadi lebih maju dibanding desa-desa disekitar. Sejak tahun
1995 usaha ini berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada tahun 2000. Seiring
dengan banyaknya pesaing dan dibarengi pula dengan krisis ekonomi, usaha ini
makin lama makin merosot dan hanya tinggal beberapa pengusaha yang mampu
bertahan di era krisis dan persaingan karena makin mahalnya bahan baku dan
merosotnya harga serta banyaknya para pesaing. Hal lain yang mempengaruhi
produksi adalah kurangnya tenaga pengrajin. Mereka kini lebih fokus terhadap
pertanian salak karena dirasa lebih menjanjikan.
Walaupun tak sebanyak dulu, namun beberapa
pengusaha masih mampu bertahan di tengah persaingan. Mereka secara langsung
ataupun tidak langsung memberi banyak kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat
desa Paseh. Orang-orang tidak lagi pergi mencari nafkan di ibukota karena sudah
tersedianya lapangan kerja di Desa. Dengan adanya usaha ini, masyarakat desa
baik laki-laki ataupun perempuan mendapatkan lapangan usaha yang mampu menambah
penghasilan tambahan bahkan penghasilan pokok bagi mereka yang bekerja dengan
sungguh-sungguh.
Bagi Para Bapak yang memiliki usaha pertanian,
seusai bekerja di ladang atau pada saat menunggu masa panen, mereka melanjutkan
bekerja membuat kerajianan di rumahnya masing masing sambil menunggu sore
karena bekerja di ladang pada umumnya dilakukan pada pagi saja. Sedangkan para
ibu seusai kegiatan rumah tangga, mereka kemudian bekerja melanjutkan pekerjaan
si bapak seperti mengamplas, menambal dan melakukan pengecatan finishing.
Dari kegiatan tersebut, mereka mampu
mendapatkan penghasilan sekitar Rp.700 000 – 1 200 000/ bulan sedangkan bagi
mereka kaum laki-laki dan ibu-ibu yang hanya memanfaatkan waktu luangnya,
rata-rata mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp. 300 000-500 000 /bulan.
Dari penghasilan tersebut Jumlah yang cukup untuk hidup di di desa. Berdasarkan
data monografi desa, masyarakat desa Paseh yang bekerja bergantung pada sektor
ini sebanyak 25% dari hampir 3000 jumlah penduduk Desa.
1 komentar:
Mudah2an semakin berkembang kerajinan satu ini..
Posting Komentar