Banyak orang
tidak mengira bahwa pedagang gendong mampu pergi ketanah suci. Sebut saja Ny Sitip
Surohim, wanita kelahiran Banjarnegara, 1 Juli 1960 beralamat di Desa Paseh RT
05 / RW 02 adalah wanita yang bekerja sebagai pedagang kaki lima sejak tahun
1997. Wanita perkasa ini setiap harinya berjalan
keliling kampong membawa beban dagangan sayur-mayur seberat kurang lebih hamper
seberat 80 kilo gram di punggung dan kedua tanganya dan berjalan tanpa alas
kaki sejauh kuranglebih 5 kilo meter setiap harinya. Meskipun setiap hari melakukan
aktifitas tersebut, Iatak pernah mengeluh dan tak Nampak merasakan sakit di
punggunya dan serta Nampak ikhlas dalam menjalani hidupnya. Bahkan Anehnya, Ia justru mengaku meraskan sakit jika sehari tak
melakukan aktifitasnya tersebut.
Wanita pekerja
keras ini mengawali rutinitas harinya dengan bangun pagi jam 3 kemudian melakukan aktifitas sholat subuh
dan setelah itu ia bergegas berangkat kepasar dengan berjalan kaki sejauh 2
kilo meter untuk menuju ketempat dimana biasanya angkot mangkal untuk kemudian pergi
kepasar. Pukul 8 pagi setibanya dari pasar, kemudian Iaber keliling kampong membawa
beban berat di punggung serta keduatanganya yang berisikan sayur-mayur. Ia berjualan
hingga sore hari, tak jarang hingga petang hari menunggu daganganya habis karena
jika tidak habis, Ia akan merugi karena sayuran adalah jenis dagangan yang
mudah membusuk.
Berkat kegigihanya
dalam menghadapi kehidupan ini, siapa sangka bahwa Ia telah terdaftar sebagai peserta
jamaah haji dan akan berangkat ketanah suci tahun 2014. Ia memang punya impian
yang kuat untuk pergi ketanah suci. Berawal dari impianya itulah, la luIabekerja
keras dan sungguh-sungguh mengumpulkan kepingan demi kepinganuang logam hasil berjualanya
untuk di sisihkan untuk biayanya pergi ketanah suci. Walhasil, apa yang dicita-citakanya
punter capai. Sungguh luar biasa dan patut diacungi jempol untuk usahanya ini. Meskipun
keinginanya sudah di depan mata dan seiring dengan maraknya pedagang sayur keliling
yang menggunakan transportasi modern bertenaga mesin, tak mematahkan semangatnya
untuk terus bekerja dan tetap mempertahankan tradisinya menggendong dagangan dipunggungnya
tanpa merasa lelah untuk mengantarkan sayuranya
ketangan para pelangganya.
Mudah-mudahan dari
cerita perjuangan hidup sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca, memacu kita
untuk terus berkarya, bersyukur dan menginspirasi pembaca untuk meraih cita-cita
yang ingin anda capai.
1 komentar:
super
Posting Komentar